Tersesat di Pastry


22 Mei 2016, aku dinyatakan di terima di d’exquisite cafe and patisserie. Dan aku saat bahagia dan beruntung yang kurasakan. Akhirnya aku bisa kerja sesuai dengan passion ku. Sebenernya waktu ngelamar kerja dulu, aku ngelamar di hot kitchen sebagai cook helper tapi aku ketrima di cool kitchen. Aku ketrima emang kekurangan orang mungkin. Tapi tak apa. Setidaknya aku bisa belajar tentang kuliner disitu.

Cool kitchen adalah tempat yang sanggat asing saat itu. Aku tak tau sama sekali tentang pasty. Yaps, aku belajar dari NOL. Aku tak tau apa apa tentang pastry, Cuma tau tentang cake. Itu aja aku gak pernah buat cake. Semua barang, bahan dan alat terasa asing tapi tak semua. Ada beberapa yang ku tahu dari tv. Di hari pertama aku mulai menghafalkan bahan bahan. Saat itu juga chef richard mengajari ku buat produk. Tapi aku udah lupa produk yang dibuat. Saat itu masih gak tau apa yang dibuat. Maksudnya untuk apa itu dibuat. Karna banyak banget resep dessert saat itu. Ada berlembar lembar dan aku harus memahaminya.

Tiap hari chef richard ngajariku dengan sabar. Walau tak jarang aku melakukan keasalahan. Tapi aku mencoba berusaha lebih baik lagi. Tiap hari juga aku memahami resep, dari bahan yang digunakan sampai cara buatnya. Aku masih merasa kesulitan saat itu. Kadang ada pikiran tuk menyerah, karna aku udah mencoba tapi gagal terus. Dan aku sadar buat cake ternyata gak segampang yang aku kira. Aku pikir dulu kalo buat cake Cuma campur bahan, terus dioven. Tapi setelah ku merasakan belajar di pastry. Buat cake juga ada tekniknya. Gak sembarang memasukan bahan. Dan itu harus teliti, jangan sampai ada bahan yang terlupakan. Kalau ada baahan yg terlupakan, mungkin akan jadi produk yang gagal. Karena dari segi rasa dan tekstur mungkin akan berbeda. Tak sesua yang di ingin kan.

Tersesat, itu yang aku rasakan saat itu. Aku kesulitan untuk menemuka jalanku. Jalan yang bisa membawaku di masa depan yang lebih baik. Dari kesulitan itu, aku memikirkan jalan mana yang aku pilih. Tentunya aku harus memilih satu jalan antara dua jalan yang berbeda arah. Dan setiap jalan yang ku pilih mesti ada cabang jalan lagi, entah itu dua jalan, tiga jalan bahkan lebih. Disitulah aku belajar mengambil kepustusan. Tentunya dengan hambatan, dan resiko, masalah yang akanku hadapa nantinya. Dan semuanya itu bisa membuatku lebih baik. 

Dulu emang merasa tersesat di pastry, tapi semakin kesini ada jalan tuk mendalami pastry. Walau itu sulit, tapi itu tantangan tuk ku. Dan suatu saat nanti aku bisa menjadi apa yang aku inginkan, maître pâtissier.

Comments

Popular Posts